Di dunia sepak bola, beberapa nama tumbuh di bawah bayang-bayang saudara atau pemain besar. Simone Inzaghi tahu rasanya. Sebagai adik dari Filippo Inzaghi yang legendaris, Simone dulu dikenal sebagai “yang gak segacor kakaknya.” Tapi sekarang? Dunia mulai sadar, justru dia yang lebih berbahaya… dari bench.
Dari pelatih dadakan di Lazio, sampai jadi dalang dominasi Inter Milan di Serie A dan Eropa, Simone Inzaghi udah resmi jadi salah satu pelatih elite Eropa, meski wajahnya jarang muncul di iklan atau headline.
Awal Karier: Nama Belakang Besar, Tapi Jalan Sendiri
Simone Inzaghi lahir 5 April 1976 di Piacenza, Italia. Sejak kecil, dia udah dibanding-bandingin sama kakaknya, Filippo “Pippo” Inzaghi, striker predator AC Milan dan timnas Italia.
Tapi Simone punya gaya beda:
- Lebih sabar di depan gawang
- Main dengan posisi dan kecerdasan, bukan kecepatan
- Gak terlalu haus gol, tapi ngerti timing
Dia mulai karier di Piacenza, lalu sempat pinjaman ke beberapa klub kecil. Sampai akhirnya, performa stabil bawa dia ke Lazio tahun 1999.
Era Pemain: Bukan Super Bintang, Tapi Punya Momen Besar
Di Lazio, Simone gak jadi superstar, tapi:
- Bantu tim juara Serie A 1999–2000
- Menang Coppa Italia dan Supercoppa Italiana
- Main bareng Verón, Nedvěd, Nesta, Mihajlović
Highlight kariernya?
Nyetak 4 gol dalam 1 laga Liga Champions lawan Marseille. Yup, dia punya rekor UCL yang bahkan beberapa striker elite belum tentu punya.
Tapi overall, kariernya lebih sebagai “striker rotasi,” bukan mesin gol. Dan dari situlah dia belajar: lihat permainan dari berbagai peran. Modal bagus buat pelatih nanti.
Langsung Jadi Pelatih? Gak Direncanakan, Tapi Takdir
Setelah pensiun, Simone gabung akademi Lazio sebagai pelatih youth (Primavera). Tapi 2016, Lazio tiba-tiba ditinggal pelatih utama. Presiden Claudio Lotito panik, dan kasih posisi caretaker ke Inzaghi.
Hasilnya?
Bagus. Dan sejak saat itu, Simone Inzaghi jadi pelatih utama Lazio sampai 2021.
Lazio: Pelatih Muda yang Bikin Tim Gak Boring
Simone bawa Lazio naik level dengan:
- Skema 3-5-2 dinamis
- Pemanfaatan Ciro Immobile jadi top scorer
- Midfield solid (Milinković-Savić, Luis Alberto)
- Build-up cepat & direct
Prestasi Lazio era Inzaghi:
- Coppa Italia 2018–19
- 2x Supercoppa Italiana
- Konsisten di posisi Eropa
- Gaya main ofensif tapi efisien
Yang bikin keren?
Simone gak dikasih tim bintang, tapi dia bisa bikin Lazio kompetitif lawan Juventus, Napoli, Inter, dan Milan.
Inter Milan: Tantangan Besar, Hasil Lebih Besar
Tahun 2021, Antonio Conte cabut dari Inter. Banyak pemain bintang juga cabut:
- Lukaku ke Chelsea
- Hakimi ke PSG
Orang kira Inter bakal turun. Tapi ternyata…
Simone Inzaghi malah bikin Inter jadi tim paling stabil di Italia.
Gaya Taktik: Rapi, Tajam, Adaptif
Inzaghi dikenal dengan:
- Formasi 3-5-2 yang fleksibel
- Dua striker mobile (Lautaro, Džeko/Turám)
- Wing-back ofensif (Dumfries, Dimarco)
- Midfield cepat dan punya tempo (Çalhanoğlu, Barella, Mkhitaryan)
Lo bisa lihat Inter main:
- Gak ribet build-up
- Press tinggi saat perlu
- Serangan balik langsung ke target
Tapi gak cuma itu. Inzaghi juga jago adaptasi:
- Bisa ubah game saat tertinggal
- Ngerotasi pemain dengan efektif
- Gak takut pakai pemain muda
Prestasi Bareng Inter:
Simone Inzaghi di Inter itu rajin ngangkat trofi dan selalu kompetitif:
- Coppa Italia 2021–22, 2022–23
- Supercoppa Italiana 2022, 2023
- Runner-up Liga Champions 2022–23
- Juara Serie A 2023–24
Dan yang bikin spesial?
Final UCL lawan Manchester City musim 2023, Inter main nyaris flawless. Mereka kalah tipis 1-0, tapi seluruh Eropa mulai sadar:
“Ini Inter-nya Inzaghi kuat bener.”
Pemain Berkembang di Tangan Inzaghi
Pelatih bagus bukan cuma soal menang, tapi soal ningkatin pemain. Inzaghi berhasil:
- Ubah Çalhanoğlu dari playmaker jadi regista
- Naikin level Dimarco dan Darmian
- Maksimalkan duet Lautaro – Džeko/Turám
- Jaga kestabilan Brozović dan Barella
Lo bisa lihat banyak pemain Inter yang biasa aja jadi elite level karena sistem Inzaghi.
Karakter: Kalem, Rasional, Tapi Tegas
Simone Inzaghi bukan pelatih yang meledak-ledak di konferensi pers. Tapi dia:
- Punya kontrol emosi tinggi
- Fokus pada data dan detail
- Jarang bikin drama
- Disukai pemain karena komunikatif
Dia juga bukan pelatih yang haus spotlight. Makanya media kadang gak terlalu blow-up namanya. Tapi hasilnya? Konsisten.
Kelebihan vs Kekurangan
Kelebihan:
- Taktikal fleksibel
- Jago rotasi
- Gak takut lawan besar
- Sabar dan analitik
- Bikin pemain berkembang
Kekurangan:
− Kadang kurang garang di leg kedua turnamen
− Beberapa rotasi terlalu konservatif
− Terlalu kalem saat momen tegang (beda sama Klopp/Conte)
Tapi overall?
Dia pelatih top Eropa yang udah terbukti.
Apa Selanjutnya?
Simone Inzaghi baru aja bawa Inter juara Serie A (musim 2023/24) dengan rekor impresif.
Sekarang, semua mulai tanya:
- Apakah dia bisa bawa Inter juara UCL?
- Apakah dia bakal jadi pelatih timnas Italia selanjutnya?
- Atau bahkan… jadi target klub-klub Premier League?
Yang jelas, dia gak bisa diremehkan lagi. Simone Inzaghi sekarang udah sejajar sama pelatih papan atas.
Penutup: Simone Inzaghi, Si Kalem yang Bikin Nerazzurri Tak Terbendung
Dari adik striker legenda jadi pelatih andalan Inter, Simone Inzaghi buktikan bahwa fokus, kerja keras, dan ketenangan bisa bawa lo ke puncak. Dia mungkin gak se-vokal Conte, gak se-viral Mourinho, tapi hasilnya?
Trofi, stabilitas, dan gaya main yang bikin lawan frustrasi.